Senin, 30 Agustus 2010

Sampai dimana puasa kita saat ini?

Saudaraku! Apakah anda rajin membaca Al Qur'an, terutama di bulan suci ini? Atau mungkin juga  anda telah rajin menghadiri pengajian, sehingga telah banyak menguasai ilmu agama?
Mungkin jawaban anda: Wah kurang tahu ya, apakah saya telah tergolong yang banyak membaca Al Qur'an, atu bukan?!. Dan saya juga bingung, apakah saya telah berhasil mendapatkan ilmu agama yang cukup banyak dari pengajian-pengajian yang saya hadiri atau belum?
Anda ingin mengetahui posisi diri anda dalam dua hal tersebut?
Tenang saudaraku tidak usah bingung, tidak sulit kok mengetahui posisi anda. Anda penasaran ingin mengetahuinya? Mudah saudaraku, renungkan hadits berikut dengan baik, niscaya anda dapat mengetahui posisi anda dalam dua hal tersebut di atas.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ t قَالَ: كَانَ النَّبِىُّ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ - عَلَيْهِ السَّلاَمُ - يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِىُّ الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ - عَلَيْهِ السَّلاَمُ - كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ. متفق عليه


"Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia mengisahkan: "Dahulu Nabi SAW adalah manusia paling dermawan masalah kebaikan (harta benda), dan kedermawanan beliau mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan di saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dan dahulu Malaikat Jibril 'alaihissalam biasanya senantiasa menjumpai Nabi SAW pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi SAW membaca Al Qur'an di hadapannya. Bila beliau telah berjumpa dengan Malaikat Jibril 'alaihissalam beliau terasa begitu dermawan dalam masalah kebaikan (harta benda) dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus."  Muttafaqun 'alaih

Ibnu Hajar Al Asqalaani menjelaskan bahwa  kedermawanan dalam syari'at adalah memberi sesuatu yang pantas/layak kepada yang pantas/layak menerimanya. Dengan demikian, kedermawanan lebih luas cakupannya dibanding sedekah.  (Fathul Bari 1/31)

Saudaraku! Kedermawanan Nabi SAW di bulan Ramadhan terutama setelah bertadarus Al Qur'an bersama Malaikat Jibril 'alaihissalam mencapai puncaknya. Tahukah anda, apa sebabnya kedermawanan beliau berubah mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan?
Bukankah pada bulan ini produktifitas seseorang berkurang, sehingga kemungkinan besar penghasilannyapun berkurang?

Bukankah pada bulan ini kita berpuasa sehingga lapar dan haus, akibatnya kitapun semakin berambisi untuk menguasai dan menikmati seluruh makanan dan minuman yang kita miliki? Coba antum ingat-ingat kembali apa yang anda lakukan ketika persiapan berbuka? Rasanya, seluruh hidangan yang tersedia di meja makan hendak disantap seorang diri. Bukankah demikian?

Para ulama' menjelaskan hikmah perubahan kedermawanan Nabi SAW pada bulan ramadhan, terlebih-lebih seusai bertadarus Al Qur'an bersama malaikat Jibril 'alaihissalam. Dijelaskan bahwa membaca Al Qur'an dan memahami kandungannya mendorong beliau untuk semakin merasa kecukupan, dan terbebas dari sifat tamak. Dan perasaan kecukupan semacam inilah yang mendasari setiap kedermawanan. Ditambah lagi pada bulan Ramadhan karunia Allah kepada umat manusia berlipat ganda, karenanya beliau SAW senang untuk meneladani sunnatullah dengan melipat gandakan kedermawanan beliau. Dengan bersatunya beberapa hal di atas, keutamaan waktu ditambah perjumpaan dengan Malaikat Jibril bersatu padu  dalam diri beliau sehingga kedermawanan beliau berlipat ganda. (Fathul Bari 1/31)

Anda ingin mengetahui sejauh mana kedermawanan beliau? Berikut adalah salah satu contohnya:

عن أنس t قال: جَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِى عَطَاءً لاَ يَخْشَى الْفَاقَةَ.


"Sahabat Anas ra  mengisahkan: "Pada suatu hari ada seseorang yahng datang menemui Rasulullah SAW, lalu beliau memberinya hadiah berupa kambing sebanyak satu lembah. Sepontan lelaki itu berlari menemui kaumnya dan berkata kepada mereka: "Wahai kaumku, hendaknya kalian semua segera masuk Islam, karena sesungguhnya Muhammad memberi pemberian yang sangat besar, seakan ia tidak pernah takut kemiskinan."  Riwayat Muslim

Saduaraku! Coba saudara kembali membaca hadits di atas.
Pada hadits itu kedermawanan beliau digambarkan lebih baik dibanding angin sepoi-sepoi yang berhembus. Ini adalah pertanda bahwa kedermawanan beliau tidak hanya dirasakan oleh sebagian orang saja, akan tetapi dapat dirasakan oleh seluruh orang, tanpa ada perbedaan, walaupun antara mereka ada perbedaan martabat, kekerabatan atau lainnya. Sebagaimana ini sebagai isyarat bahwa kedermawanan beliau terus mengalir dan tidak pernah terhenti.

Nah, sekarang anda sudah mengetahui apakah anda telah banyak membaca Al Qur'an dan telah banyak mendapatkan ilmu agama?
Ketahuilah saudaraku! bila bacaan Al Qur'an dan pengajian yang anda hadiri memotifasi anda untuk semakin bersikap dermawan, berarti anda termasuk orang yang benar-benar rajin membaca Al Qur'an dan telah berhasil menguasai ilmu agama . Sebaliknya, bila bacaan Al Qur'an anda dan juga pengajian anda di hadapan para ustad dan juru ceramah tidak menjadikan anda bersikap dermawan, maka bacaan Al Qur'an anda dan pengajian anda perlu dikoreksi ulang.

Al Qur'an dan ilmu agama senantiasa menuntun anda untuk bertambah iman kepada Allah Ta'ala dan janji-janji-Nya kepada orang yang berlaku dermawan. Ilmu anda memibing anda untuk semakin beriman bahwa setiap uluran tangan anda kepada orang lain pasti mendapatkan gantinya dari Allah.

(مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.)


"Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun padanya, kemudian salah satunya berucap (berdoa): Ya Allah, berilah orang yang berinfaq pengganti, sedangkan yang lain berdoa : Ya Allah timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfaq) kehancuran."Muttafaqun 'alaih.

Saudaraku! Bagaimanakah dengan diri anda di bulan suci ini, apakah anda semakin bertambah dermawan atau sebaliknya? Hanya anda yang mengetahu jawaban pertanyaan ini, karenanya buktikan pada diri anda bahwa anda pada bulan suci ini juga bertambah dermawan.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita pada bulan suci ini termasuk orang-orang terbukti bersifat dermawan. Amiin.

Ditulis Oleh Ust. Muhammad Arifin badri, MA

Malam Nuzul Qur'an




Saudaraku! Setiap tahun, dan tepatnya di bulan suci Ramadhan ini, banyak dari umat Islam di sekitar anda merayakan dan memperingati suatu kejadian bersejarah yang telah merubah arah sejarah umat manusia. Dan mungkin juga anda termasuk yang turut serta merayakan dan memperingati kejadian itu. Tahukah anda sejarah apakah yang saya maksudkan?

Kejadian sejarah itu adalah Nuzul Qur'an; diturunkannya Al Qur'an secara utuh dari Lauhul Mahfud di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia.

]شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ[ البقرة 185

"Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." Al Baqarah 185

Peringatan terhadap turunnya Al Qur'an diwujudkan oleh masyarakat dalam berbagai acara, ada yang dengan mengadakan pengajian umum. Dari mereka ada yang merayakannya dengan pertunjukan pentas seni, semisal qasidah, anasyid dan lainnya. Dan tidak jarang pula yang memperingatinya dengan mengadakan pesta makan-makan.

Pernahkan pada suatu anda bertanya: bagaimanakah cara Rasulullah SAW, sahabatnya dan juga ulama' terdahulu setelah mereka memperingati kejadian ini?

Anda merasa ingin tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?

Simaklah penuturan sahabat Abdullah bin Abbas t tentang apa yang beliau lakukan.

(كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ ) رواه البخاري

"Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah SAW pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al Qur'an bersamanya." Riwayat Al Bukhari.

Demikianlah, Nabi r bermudarasah, membaca Al Qur'an bersama Malaikat Jibril alaihissalam di luar shalat. Dan ternyata itu belum cukup bagi Nabi r, beliau masih merasa perlu untuk membaca Al Qur'an dalam shalatnya. Anda ingin tahu, seberapa banyak dan seberapa lama beliau membaca Al Qur'an dalam shalatnya?

Simaklah penguturan sahabat Huzaifah radhiallahu 'anhu tentang pengalaman beliau shalat tarawih bersama Rasulillah SAW.

"Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku shalat bersama Rasulullah SAW di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai shalatnya dengan membaca takbir, selanjutnya beliau membaca doa:

)الله أكبر ذُو الجَبَرُوت وَالْمَلَكُوتِ ، وَذُو الكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ)

Selanjutnya beliau mulai membaca surat Al Baqarah, sayapun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Sayapun kembali mengira: beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir. Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa' hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. .... Sejak usai dari shalat Isya' pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat." Riwayat Ahmad, dan Al Hakim

Demikianlah cara Rasulullah SAW memperingati turunnya Al Qur'an pada bulan ramadhan, membaca penuh dengan penghayatan akan maknanya. Tidak hanya berhenti pada mudarasah, beliau juga banyak membaca Al Qur'an pada shalat beliau, sampai-sampai pada satu raka'at saja, beliau membaca surat Al Baqarah, Ali Imran dan An Nisa', atau sebanyak 5 juz lebih.

Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan, dan demikianlah cara beliau memperingati turunnya Al Qur'an. Tidak ada pesta makan-makan, apalagi pentas seni, nyanyi-nyanyi, sandiwara atau tari menari.

Bandingkan apa yang beliau lakukan dengan yang anda lakukan. Sudahkah anda mengetahui betapa besar perbedaannya?

Anda juga ingin tahu apa yang dilakukan oleh para ulama' terdahulu pada bulan Ramadhan?

Imam As Syafi'i pada setiap bulan ramadhan menghatamkan bacaan Al Qur'an sebanyak enam puluh (60) kali.

Anda merasa sebagai pengikut Imam As Syafi'i? Inilah teladan beliau, tidak ada pentas seni, pesta makan, akjan tetapi seluruh waktu beliau diisi dengan membaca dan mentadaburi Al Qur'an.

Buktikanlah saudaraku bahwa anda adalah benar-benar penganut mazhab Syafi'i yang sebenarnya.

Al Aswab An Nakha'i setiap dua malam menghatamkan Al Qur'an.

Qatadah As Sadusi, memiliki kebiasaan setiap tujuh hari menghatamkan Al Qur'an sekali. Akan tetapi bila bulan Ramadhan telah tiba, beliau menghatamkannya setiap tiga malam sekali. Dan bila telah masuk sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau senantiasa menghatamkannya setiap malam sekali.

Demikianlah teladan ulama' terdahulu dalam memperingati sejarah turunnya Al Qur'an. Tidak ada pesta ria, makan-makan, apa lagi na'uzubillah pentas seni, tari-menari, nyanyi-menyanyi.

Orang-orang seperti merekalah yang dimaksudkan oleh firman Allah Ta'ala:

]اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاء وَمَن يُضْلِلْ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ [ الزمر23

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah.Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya." Az Zumar 23.

Dan oleh firman Allah Ta'ala :

]إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {2} الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ {3} أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ[ الأنفال 2-4

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka, Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia." Al Anfaal 2-4

Adapun kita, maka hanya kerahmatan Allah-lah yang kita nantikan. Betapa sering kita membaca, mendengar ayat-ayat Al Qur'an, akan tetapi semua itu seakan tidak meninggalkan bekas sedikitpun. Hati terasa kaku, dan keras, sekeras bebatuan. Iman tak kunjung bertambah, bahkan senantiasa terkikis oleh kemaksiatan. Dan kehidupan kita begitu jauh dari dzikir kepada Allah.

Saudaraku! Akankan kita terus menerus mengabadikan keadaan kita yang demikian ini? Mungkinkah kita akan senantiasa puas dengan sikap mendustai diri sendiri? Kita mengaku mencintai dan beriman kepada Al Qur'an, dan selanjutnya kecintaan dan keimanan itu diwujudkan dalam bentuk tarian, nyayian, pesta makan-makan?

Kapankah kita dapat membuktikan kecintaan dan keimanan kepada Al Qur'an dalam bentuk tadarus, mengkaji kandungan, dan mengamalkan nilai-nilainya?

Tidakkah saatnya telah tiba bagi kita untuk merubah peringatan Al Qur'an dari pentas seni menjadi bacaan dan penerapan kandungannya dalam kehidupan nyata?

Di Tulis Oleh Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

Sertakan mereka dalam kebahagiaan anda ketika berbuka puasa.

 Foto courtesy google
 
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya

Wooow, alhamdulillah  segarnya!

Lega deh, haus dan laparnya kini telah sirna, enak nian masakan ibu sore ini!

Dua ungkapan di atas  hanyalah tebak reka saya tentang ungkapan yang keluar dari lisan anda seusai menyantap hidangan buka puasa anda. Dua ungkapan yang menggambarkan betapa nikmatnya hidangan buka puasa anda. Di saat yang sama dua ungkapan di atas juga menggambarkan betapa bahagia dan senangnya hati anda dengan acara buka puasa anda. Betapa tidak setelah melalui satu siang yang berat, haus, lapar, dan letih bercampur baur menjadi satu, sekarang anda berhasil melepaskan semuanya.

Betapa indahnya gambaran anda yang sedang berada di tengah-tengah keluarga tercinta, bersama-sama menikmati hidangan buka puasa anda.

Rasa bahagia yang anda temukan ditengah-tengah keluarga anda pada saat berbuka puasa hanyalah sebagian kecil dari kebahagiaan yang tersimpan di balik ibadah puasa anda. Kebahagiaan yang belum anda rasakan masih terlalu besar.

Semoga anda bersama keluarga anda berhasil menemukan sisa kebahagiaan yang terpendam di balik ibadah puasa anda.

Anda ingin tahu apa kebahagian bagian kedua yang seyogyanya anda nikmati bersama keluarga anda? Temukan jawabannya pada sabda Rasulullah SAW berikut:

(لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ) متفق عليه

"Orang yang berpuasa akan menikmati dua kebahagiaan : bila ia berbuka puasa ia berbahagia, dan bila kelak ia berjumpa dengan Tuhan-nya iapun kembali berbahagia dengan puasanya.' Muttafaqun 'alaih

Saudarakku! Coba sekali lagi anda membayangkannya kembali senyum yang terkulum di bibir anda di saat anda menyantap hidangan buka puasa anda. Indah bukan?

Akan tetapi, tahukah anda bahwa di sekitar anda masih banyak saudara-saudara anda seiman dan seakidah, walaupun azan Maghrib telah berkumandang, tidak dapat merasakan nikmat dan bahagianya berbuka puasa.

Apalagi turut merasakan indahnya senyuman seperti yang anda rasakan. Isak tangis anak-anak mereka saja tak kuasa mereka hentikan.

Tahukah anda apa sebabnya? Sebabnya sepele; yaitu walaupun azan telah dikumandangkan, ternyata mereka terpaksa meneruskan puasa mereka. Rasa lapar berkelanjutan, haus berkepanjangan, dan letih tak kunjung sirna. Betapa tidak, tidak sesuap nasipun yang dapat mengusir rasa lapar mereka, apalagi hidangan makanan yang lezat dan beraneka ragam. Seteguk air putihpun tidak mereka miliki, apalagi berbagai jus dan minuman segar lainnya.

Tidakkah anda dapat membayangkan betapa berat penderitaan mereka?

Tidakkah pintu hati anda terketuk untuk turut menyertakan mereka dalam kebahagiaan anda ketika berbuka puasa.

Jangan kawatir saudaraku! Uluran tangan anda kepada mereka tidak akan sirna begitu saja. Bahkan kebahagiaan puasa anda akan semakin berlipat ganda, dengan menyertakan mereka dalam kebahagian berbuka puasa.

(مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا  ) رواه الترمذي وابن ماجة وابن خزيمة وصححه الألباني

"Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang tersebut tanpa mengurangi sedikitpun  dari pahala orang yang berpuasa itu." Riwayat At Tirmizy, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani

Bayangkan! Andai anda memberi makanan untuk berbuka puasa kepada sepuluh orang, maka anda mendapatkan pahala sebesar pahala puasa kesepuluh orang tersebut.

Semakin banyak yang anda beri, maka semakin banyak pula pahala yang anda dapatkan.

Saudaraku! sudah berapa banyakkah orang yang anda beri makanan buka puasa?

Mumpung kesempatan masih terbuka lebar, bergegaslah saudaraku untuk berlomba-lomba merebutkan kesempatan menumpuk pahala di sisi Allah ini.

Saudaraku! coba bayangkan betapa beruntungnya diri anda, bila pada bulan puasa ini yang hanya berjumlah 30/29 hari, anda berhasil mengumpulkan pahala puasa beribu-ribu hari!

Selamat berjuang mengumpulkan pahala puasa sebanyak mungkin, semoga berhasil. Shalawat dan salam tidak lupa untuk kita haturkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Wallahu a'alam bisshawab.

Wassalamu'alaikum

Di Tulis oleh Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

jenis-jenis niat dalam berpuasa

Anda pernah menjalani operasi? Atau paling tidak anda memiliki saudara yang pernah menjalaninya?
Bila pernah, coba diingat kembali kenangan yang pernah anda lalui itu. Mungkin saja dokter yang menangani anda, meminta anda agar berpuasa selama beberapa jam, bahkan kadang kala anda harus berpuasa sampai 8 jam lamanya.
Nah, apakah ketika anda menjalani puasa 8 jam itu terbetik di hati anda harapan mendapat pahala dari Allah, walau hanya sedikit? Atau mungkin juga pahala dari dokter yang menangani anda?
Apa yang membedakan puasa itu dengan puasa yang sedang anda amalkan sekarang ini? Puasa yang sedang anda amalkan di bulan ini, begitu besar pahalanya:
(الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ) رواه مسلم
"Shalat lima waktu, shalat jum'at hingga shalat jum'at selanjutnya, dan puasa bulan ramadhan hingga puasa bulan Ramadhan selanjutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantaranya, selama pelakunya menghindari dosa-dosa besar. " Riwayat Muslim
Bila demikian, apa yang menjadikan puasa di bulan ini memiliki keutamaan yang begitu besar, Sedangkan puasa yang diperintahkan oleh pak dokter, tidak?
Coba anda renungkan, apa perbedaan antara keduanya?
Saya yakin, spontan anda akan berkata: Sangat besar perbedaannya. Tapi coba anda mulai menuliskan perbedaan itu di secarik kertas, ada berapa perbedaankah yang berhasil anda tuliskan?
Ketahuilah saudaraku! semakin banyak jumlah perbedaan yang berhasil anda tuliskan, berarti semakin besar pula pemahaman anda tentang puasa Ramadhan. Dan semakin besar pengetahuan anda semakin besar pula pahala yang –insya Allah- berhasil anda dapatkan darinya.
Sebaliknya, semakin sedikit perbedaan yang berhasil anda sebutkan, maka itu indikasi bahwa pahala puasa anda juga sedikit.
(رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ) رواه أحمد وحسنه الألباني
"Mungkin saja orang yang berpuasa, dari puasanya itu hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja." Riwayat Ahmad, dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani.
Saudaraku! Apakah anda rela bila perjuangan anda bangun pagi makan sahur, selanjutnya menahan lapar dan haus hingga terbenam matahari, sia-sia begitu saja? Bukan pahala yang anda dapatkan, akan tetapi yang anda dapatkan hanyalah derita lapar dan haus belaka.
Anda tidak ingin petaka itu menimpa anda? Anda ingin tahu kiatnya?
Temukan jawabannya pada ucapan Abu Bakar bin Abdillah Al Muzani berikut:
مَا فَضَلَ أَبُو بَكْرٍ  النَّاسَ بِكَثْرَةِ صِيَامٍ وِلاَ صَلاَةٍ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِي صَدْرِهِ
"Tidaklah Abu Bakar  berhasil mengungguli orang lain dikarenakan ia lebih banyak berpuasa dan shalat, akan tetapi ia mengungguli mereka dengan sesuatu yang tertanam di dalam dadanya."
Inilah jawabannya! Isi hati beliaulah yang menjadikannya berhasil mengungguli seluruh umat Islam.
Beliau tidak pernah berpuasa di bulan ramadhan lebih dari satu bulan, dan dalam satu hari juga shalat fardhu yang beliau lakukan hanya lima waktu dan demikian juga lainnya.
Yang membedakan beliau dari lainnya ialah niatnya. Beliau berpuasa sama dengan kita, akan tetapi niat puasa beliau jauh lebih baik dari niat puasa kita.
Sekedar menggambarkan perincian niat para ulama' maka berikut saya sebutkan beberapa jenis-jenis niat dalam suatu amalan:
1. Niat menjalankan ibadah kepada Allah dengan berpuasa di bulan Ramadhan, dan ini adalah niat yang paling utama dan paling mendasar. Tanpa niat ini amalan anda tidak akan diterima Allah, dan tidak bernilaikan ibadah, bahkan bisa saja puasa anda berubah menjadi amal kemaksiatan.
(قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ) رواه مسلم
"Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman: Aku adalah Dzat Yang paling tidak membutuhkan kepada persekutuan, karenanya barang siapa yag mengamalkan suatu amalan sedangkan padanya ia menyekutukan Aku dengan selain Aku, niscaya Aku meninggalkannya bersama sekutunya itu." Riwayat Muslim
Niat inilah yang membedakan antara anda sebagai seorang yang beragama islam dengan orang-orang kafir, atau musyrik.
Walaupun niat jenis ini adalah niat yang paling mendasar dan pokok, akan tetapi niat inilah yang paling sering kita lalaikan.
Sudahkah anda senantiasa menghadirkan niat jenis pertama ini dalam ibadah puasa anda?
2. Niat meneladani Rasulullah SAW dalam ibadah puasanya, atau yang sering disebut dengan ittiba'.
Coba sekarang anda membayangkan, seakan-akan anda sedang mengamati gerak-gerik dan etika Rasulullah SAW selama menjalankan puasa Ramadhan, seakan-akan anda hidup bersama beliau. Apakah perasaan anda kala itu sama dengan perasaan pada hari-hari sebelumnya?
Niat semacam ini adalah niat kedua yang paling mendasar agar puasa anda bernilai ibadah dan mendatangkan puasa. Walau demikian, ternyata niat semacam ini sering kali terlupakan, bukankah demikian saudaraku?
Apalah artinya puasa anda bila ternyata anda berpuasa hanya sekedar mengikuti kebiasaan dan perilaku orang lain?! Berpuasa hanya mengikuti perilaku masyarakat tidaklah ada gunanya di sisi Allah.
Apa yang selama ini anda lakukan, yaitu hanyut dengan perilaku masyarakat tanpa menyadari teladan Rasulullah SAW dalam ibadah puasa menjadikan puasa anda tidak bernilai ibadah, Sikap anda itu hanyalah menjadikan puasa anda bernilai tradisi belaka.
عِبَادَاتُ أَهْلِ الغَفْلَةِ عَادَاتٌ
"Amal ibadah orang-orang yang lalai hanyalah bernilaikan adat istiadat."
Dan perilaku seperti inilah yang dimaksudkan dalam hadits tanya jawab malaikat Mungkar dan Nakir di alam kubur:
(مَا كُنْتَ تَقُولُ فِى هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ ؟ فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِى، كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ. فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ. ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلاَّ الثَّقَلَيْن) رواه البخاري
"Apa yang dahulu engkau katakan/yakini tentang orang ini, yaitu Muhammad ? SI mayitpun menjawab: Aku tidak tahu, dahulu aku hanya membeo dengan apa yang diyakini oleh masyarakat banyak. Maka dikatakan kepadanya: Engkau tidak tahu dan juga tidak pernah membaca? Selanjutnya ia dipukul dengan palu dari besi tepat di tengah-tengah antara ke dua telinganya, sehingga menjadikannya kesakitan dan menjerit dengan jeritan yang dapat didengarkan oleh seluruh yang ada di sekitarnya selain jin dan manusia." Riwayat Bukhary.
Apakah anda rela tergolong ke dalam orang-orang yang dikisahkan dalam hadits ini? Tentu tidak.
3. Niat menjalankan kewajiban atau rukun Islam. Niat inilah yang biasanya disebut-sebut oleh para da'i dan penceramah pada setiap bulan ramadhan. Niat jenis ini hanya berfungsi sebagai syarat sah atau tidaknya puasa anda. Niat ini hanya bertujuan menggugurkan kewajiban belaka, akan tetapi niat ini, bila tidak disertai oleh kedua niat di atas, tidak cukup untuk mendatangkan pahala di sisi Allah.
4. Niat mendahulukan keridhaan Allah daripada kesenangan pribadi.
Betapa tidak, ketika anda berpuasa, anda meninggalkan berbagai hal yang anda cintai, makan, minum, bergaul dengna istri, semuanya anda tinggalkan karena mendahulukan perintah Allah. Semua hal yang anda cintai itu, dengan hati yang tulus anda tinggalkan hanya karena mencari keridhaan Allah semata.
(يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِى) متفق عليه
"Orang yang berpuasa meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya hanya karena Aku." Muttafaqun 'alaih
Bila anda telah kuasa mendahulukan keridhaan Allah dibanding kepuasan diri anda, maka itu adalah bekal untuk menggapai dan menikmati manis dan indahnya keimanan.
(ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ) متفق عليه
"Tiga hal, barang siapa yang ketiganya ada pada dirinya, niscaya ia akan mendapatkan/merasakan manisnya keimanan (ketiga hal itu ialah): Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain keduanya, dan ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah, dan ia membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah ia diselamatkan Allah darinya, bagaikan kebenciannya bila hendak dicampakkan ke dalam api." (Muttafaqun 'alaih).
Niat ini adalah niat yang sangat tinggi, dan mungkin saja untuk saat ini, niat ini terasa begitu berat untuk kita miliki. Tidak heran, bila kita senantiasa merasa tidak sabar untuk segera berbuka puasa, dan bahkan sekedar matahari terbenam, balas dendam dan pelampiasan diri segera kita lancarkan. Makan dan minum sebanyak-banyaknya, sampai terasa susah untuk berdiri? Bukankah demikian?
5. Sebagai upaya membangun benteng pelindung dari sengatan api neraka.
Pada kesempatan yang lalu saya telah menyebutkan bahwa diantara manfaat dan tujuan ibadah puasa ialah menebus benteng atau perisai yang dapat melindungi diri anda dari sengatan panas api neraka.
(الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ ، مَرَّتَيْنِ) رواه البخاري
"Puasa adalah perisai, maka orang yang sedang berpuasa hendaknya tidak berkata-kata keji dan berperilaku layaknya orang-orang bodoh (semisal berteriak-teriak-pen). Dan bila ada seseorang yang memerangi atau mencacinya, hendaknya ia membela diri dengan berkata: sesungguhnya aku sedang berpuasa, 2 kali".) Riwayat Bukhari
Dan pada riwayat lain Nabi  bersabda:
(مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا) متفق عليه
"Barang siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan dirinya dari api neraka sejauh perjalanan 70 tahun." Muttafaqun 'alaih
Pernahkah, harapan semacam ini terbetik dalam hati anda selama anda menjalankan ibadah puasa?
Dan masih banyak lagi niat dan harapan yang seyogyanya anda miliki, agar puasa anda semakin sempurna dan pahala yang anda perolehpun semakin besar.
Apa yang saya paparkan di sini hanyalah sekedar upaya saya mengingatkan anda untuk lebih banyak mengkaji berbagai rahasia dan hikmah yang tersimpan di balik ibadah puasa anda.
Semoga Allah Ta'ala senantiasa melimpahkan kerahmatan dan ilmu yang bermanfaat kepada anda, sehingga anda berhasil menggapai kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Amiin
Wallahu a'alam bisshawab.

Di Tulis oleh Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

Masihkah pantas kita tuk bersombong...?

Kerongkongan terasa kering keronta, perut terasa lapar, akibatnya badan terasa lemas, konsentrasi berkurang, dan produksi turun. Mood andapun berantakan; emosional, mudah tersinggung, dan empati kepada orang sekitarpun tak menentu.
Coba anda berdiri di depan kaca, amatilah raut wajah anda. Lesu, muram dan mungkin ketampanan atau kecantikan yang selama ini melekat di wajah anda terkikis atau bahkan telah sirna.
Mungkin demikianlah gambaran tentang diri anda pada setiap siang hari di bulan Ramadhan, terlebih-lebih bila pada pagi harinya anda tertidur sehingga tidak sempat menyantap makan sahur.
Apa gerangan yang menjadikan diri anda demikian adanya? Bukankah selama ini anda dikenal sebagai seorang yang gagah perkasa,cerdas, cakap, sigap dan berpenampilan menawan?
Mengapa semua ini terjadi pada diri anda? Apa yang menjadikan diri anda berubah total sedemikian rupa, padahal anda tidak sedang menderita sakit, atau didera masalah berat, juga tidak sedang dililit hutang?
Selanjutnya, coba bandingkan diri anda setelah anda meneguk seteguk air dan menyantap sesuap nasi. Semuanya jadi berubah, anda kembali ceria, raut wajah anda kembali menawan, mood andapun kembali normal, ketangkasan dan kecerdasan andapun kembali seperti sedia kala.
Subhanallah! Ketampanan, kecerdasan, ketangkasan, kegagahan, yang selama ini anda sandang ternyata tergantung dengan sesuap nasi dan seteguk air. Sedemikian besarkah peranan sesuap nasi dan seteguk air dalam hidup anda, sampai-sampai kehidupan anda menjadi berubah hanya karena telat makan dan minum?
Mungkinkah kepandaian anda, kegagahan, dan ketampanan anda selama ini sebenarnya terletak pada nasi sesuap dan air seteguk?
Bila demikian adanya, mengapa selama ini ada keangkuhan dan kesombongan dalam kehidupan anda? Mengapa kecongkakan senantiasa menghiasi lembaran sejarah hidup anda?
Bila demikian, mengapa anda seakan tidak butuh kepada kasih sayang dan pertolongan Allah, sehingga anda jarang mengangkat tangan untuk berdoa kepada-Nya?
Saudaraku! Simaklah petuah Luqman Al Hakim kepada putranya:
وَلاَ تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً الإسراء 37
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." Al Isra' 37
Apa yang dapat anda lakukan bila ternyata segala kehebatan anda tergantung kepada sesuap nasi dan seteguk air? Mungkinkah dengan kesombongan dan keangkuhan anda mampu menembus bumi dan mengalahkan ketinggian gunung
Saudaraku! Apalah artinya kesombongan dan keangkuhan, bila ternyata nila kegagahan, kecakapan, dan kecerdasan anda hanya seberat sesuap nasi dan seteguk air, sehingga sekedar anda telat makan dan minum sejenak saja, semuanya mulai meredup.
Coba anda bayangkan, andai rasa lapar dan haus yang anda rasakan sekarang ini berkepanjangan sebagaimana yang dirasakan oleh banyak orang, akankah kegagahan, ketampanan dan ketangkasan masih melekat pada diri anda?
Subhanallah! Ternyata semua yang anda miliki tidak lagi berguna, di saat anda terhalang dari seteguk air dan sesuap nasi. Betapa hinanya kehidupan dunia yang anda perjuangkan selama ini.
Pada suatu hari Ibnu As Simaak manemui Harun Ar Rasyid. Tak berapa lama, Harun Ar Rasyid merasa haus, sehingga iapun segera mimerintahkan agar diambilkan air minum. Tanpa pikir panjang seorang pelayan segera membawa bejana yang berisi air dingin. Sebelum Harun Ar Rasyid meminum air itu, ia berkata kepada Ibnu As Simaak: Berilah aku petuah! Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Ibnu As Simaakpun segera berkata kepadanya: Wahai Amirul Mukminin! Berapakah engkau akan menebus air minum itu bila engkau sedang kehausan dan ternyata aku kuasa menghalangimu darinya? Harunpun menjawab: Dengan separoh kerajaanku. Selanjutnya Ibnu As Simaak berkata: Silahkan engkau menikmati air minummu.
Seusai Harun Ar Rasyid minum air itu, Ibnu As Simaak kembali bertanya: Bayangkan, andai aku kuasa menghalang-halangi air minum yang telah engkau minum untuk keluar dari tubuhmu (menyumbat saluran air senimu), berapakah biaya yang akan engkau keluarkan agar air senimu dapat keluar? Harun Ar Rasyidpun kembali menjawab: Sebesar sisa kerajaanku.
Mendengar jawaban ini, Ibnu As Simakpun menimpalinya dengan berkata: "Suatu kerajaan yang separohnya dihargai dengan seteguk air, dan sisanya dihargai dengan air seni, tidaklah pantas untuk diperebutkan." Mendengar petuah ini, sepontan Harun Ar Rasyidpun menangis tersendu-sendu. (Tarikh At Thobary 6/538 & Al Bidayah wa An Nihayah 10234)
Demikianlah fakta diri anda, masihkah anda tergoda untuk bersikap angkuh, sombong dan merasa hebat?
Ketahuilah saudaraku, sesungguhnya kesempurnaan diri anda terletak pada kerendahan hati anda, semakin anda rendah hati, maka semakin tinggi derajat anda disisi Allah dan di sisi maysrakat.
Akan tetapi semakin anda merasa angkuh dan merasa tinggi, maka semakin rendah kedudukan anda di sisi Allah dan juga di sisi masyarakat.
(مَنْ تَوَاضَعَ للهِ رَفَعَهُ اللهُ) رواه أحمد وغيره وحسنه الألباني
"Barang siapa merendah diri karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya." Riwayat Ahmad dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani.
Dan sebagian ulama' terdahulu berkata:
مَنْ تَوَاضَعَ للهِ رَفَعَهُ اللهُ ، فَهُوَ فِي نَفْسِهِ صَغِيرٌ ، وَفِي أَعْيُنِ النَّاسِ عَظِيمٌ ، وَمَنْ تَكَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ، فَهُوَ فِي أَعْيُنِ النَّاسِ صَغِيرٌ ، وَفِي نَفْسِهِ كَبِيرٌ ، حَتىَّ لَهُوَ أَهْوَنَ عَلَيهِمْ مِنْ كَلْبٍ أَوْ خِنْزِيرٍ
"Barang siapa merendah diri karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya. Dengan demikian ia merasa dirinya kecil tidak berarti, akan tetapi masyarakat memandangnya sebagai orang yang mulia nan terhormat. Dan barang siapa yang berlaku sombong, niscaya Allah menghinakannya, sehingga masyarakat memandangnya sebagai orang hina, walaupun ia merasa sebagai orang besar, sampai-sampai di mata masyarakat ia lebih hina dibanding anjing atau babi."
Demikianlah saudaraku! Ibadah puasa telah menyingkap siapa sebenarnya jati diri anda. Bersyukurlah kepada Allah Yang masih memberi kesempatan kepada anda untuk mengenal siapa sebenarnya diri anda. Dengan demikian anda tidak hanyat oleh kenikmatan Allah sehingga lupa daratan dan bersikap angkuh lagi sombong.
Apa yang saya paparkan di atas, bukan berarti larangan anda menikmati makanan yang lezat, mengenakan pakaian yang bagus dan menikmati kehidupan dunia lainnya. Nikmatilah karunia Allah, akan tetapi pada waktu yang sama, ketahuilah bahwa kekayaan dunia bukanlah standar kemuliaan seseorang.
(إِنَّ اللهَ قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَخْلاَقَكُمْ كَمَا قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ وَإِنَّ اللهَ لَيُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ أَحَبَّ وَمَنْ لاَ يُحِبُّ وَلاَ يُعْطِي الدِّينَ إِلاَّ مَنْ أَحَبَّ، فَمَنْ أَعْطَاهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ) رواه الحاكم وغيره وصححه الألباني
"Sesungguhnya Allah telah membagi-bagi akhlaq /perangai kalian, sebagaimana Allah telah membagi-bagi rizqi kalian. Sesungguhnya Allah benar-benar memberikan kekayaan dunia kepada orang yang Ia cintai dan juga kepada orang yang tidak Ia cintai. Sedangkan Ia tidak pernah memberi kedudukan dalam agama (akhlaq mulia) kecuali kepada orang yang Ia cintai. Dengan demikian, orang yang telah dikaruniai kedudukan dalam agama (akhlaq mulia) berarti Allah telah mencintainya." Riwayat Al Hakim dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani
Jelaslah, bahwa apa yang selama ini didoktrinkan oleh sebagian orang tua: "harga diri seseorang dipandang dari penampilannya", tidak pada tempatnya. Sesungguhnya kemuliaan dan kehormatan seseorang dinilai dari kesucian jiwa dan keluhuran akhlaqnya.
(رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ) رواه مسلم
"Mungkin saja orang yang berpenampilan kusut, senantiasa diusir dari pintu rumah orang, akan tetapi bila bersumpah memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkannya." Riwayat Muslim.
Bila anda berjiwa luhur dan berakhlaq mulia, maka dimata anda segala gemerlap dunia menjadi remeh.
Semoga ibadah puasa anda dapat meninggikan derajat jiwa anda dan merubah akhlaq anda menjadi semakin mulia. Wallahu a'alam bisshowab.

Di Tulis oleh Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

Minggu, 29 Agustus 2010

Kasih Sayang Allah Azza wa Jalla



Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Saudaraku, coba kembali anda mengingat betapa hangat dan indahnya pelukan ibunda semasa anda masih kecil. Kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan sekejap menyelimuti diri anda tatkala anda berada di pangkuan dan pelukan ibunda tercinta. Bukankah demikian?
Pernahkah anda merasakan kedamaian, kehangatan dan kebahagian yang melebihi kedamaian berada dalam pelukan dan belaian ibunda?
Kuasakah anda melupakan kasih sayang dan kehangatan pelukan ibunda?
Coba sekali lagi anda mengingat-ingat dan membayangkan diri anda yang sedang berada dalam pelukan ibunda. Ia membelai rambut anda, mengecup kening anda, dan memeluk dengan hangatnya tubuh anda yang kecil mungil.
Betapa indahnya lamunan dan gambaran yang hadir dalam benak anda, seakan hati anda tak kuasa untuk berpisah dari lamunan indah ini.
Sekali lagi, coba kembali anda membayangkan apa yang dilakukan ibunda semasa anda demam atau sakit? Dengan tabah ia menunggu anda, merawat anda, dan mungkin saja tanpa ia sadari tetes air matanya berderai karena tak kuasa menahan rasa kawatir terhadap kesehatan anda.
Mungkinkah masa-masa indah bersama ibunda tercinta ini dapat anda lupakan? Mungkinkah hati anda kuasa untuk menahan rasa rindu kepadanya?
Tidakkah anda pernah bertanya: Mengapa ibunda melakukan itu semua kepada anda?
Jawabannya hanya ada satu: kasih sayang.
Benar, hanya kasih sayang beliaulah yang mendasari perilakunya itu. Tulus tanpa pamprih sedikitpun. Satu-satunya harapan ibunda ialah anda tumbuh dewasa dan menjadi orang yang beriman, bertakwa, sehingga berguna bagi agama, negara dan kedua orang tuanya.
Pernahkah, inbunda anda sekarang ini meminta balasan atau upah atas segala jerih payahnya merawat dan mengasuh anda?
Jawabannya pasti : tidak dan tidak mungkin ia melakukannya.
Saudaraku! Coba kembali anda berusaha mereka-reka gambaran ibunda sedang menggendong dan menimang-nimang tubuh anda yang kecil-mungil. Mungkinkah ibunda tercinta tega menjatuhkan diri anda atau bahkan mencampakkan anda ke dalam api?
Jawabannya pasti tidak, bahkan kalaupun harus memilih, saya yakin ibunda akan memilih menceburkan dirinya ke api asalkan anda selamat dari pada menceburkan anda ke dalamnya sedangkan dirinya selamat. Bukankah demikian?
Benar-benar gambaran seorang ibu yang penyayang dan cinta terhadap putranya.
Pada suatu hari didatangkan kepada Rasulullah SAW segerombolan tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang wanita dari tawanan perang itu yang menemukan seorang anak kecil. Sepontan wanita itu memeluknya dengan hangat dan segera menyusuinya. Menyaksikan pemandangan yang demikian, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya: "Mungkinkah wanita ini tega mencampakkan putranya itu ke dalam api?" Para sahabatpun sepontan menjawab: " Selama ia kuasa untuk tidak melakukannya, mustahil ia melakukan perbuatan itu." Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda:
(لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا). متفق عليه
"Sungguh Allah lebih sayang terhadap hamba-hamba-Nya dibandingkan wanita ini terhadap putranya." Muttafaqun 'alaih.
Ketahuilah saudaraku! Kasih sayang ibunda yang pernah anda rasakan, hanyalah secuil atau setetes dari lautan kasih sayang Allah yang di turunkan ke muka bumi.
 
(إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ مِائَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ فَجَعَلَ مِنْهَا فِى الأَرْضِ رَحْمَةً فَبِهَا تَعْطِفُ الْوَالِدَةُ عَلَى وَلَدِهَا وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُهَا عَلَى بَعْضٍ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَكْمَلَهَا بِهَذِهِ الرَّحْمَةِ). متفق عليه

"Sesungguhnya tatkala Allah menciptakan langit dan bumi, Ia menciptakan seratus kasih sayang (kerahmatan). Masing-masing kerahmatan sebesar langit dan bumi. Selanjutnya Ia menurunkan satu kasih sayang (kerahmatan) saja ke muka bumi. Dengan satu kasih sayang inilah seorang ibu menyayangi putranya, binatang buas dan burung-burung menyayangi sesama mereka. Dan bila qiyamat telah tiba, maka Allah akan mengenapkan kesembilan puluh sembilan kerahmatan yang tersisa di sisi-Nya dengan satu kerahmatan yang telah Ia turunkan ke bumi. Muttafaqun 'alaih
Pada riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:


(لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِائَةُ رَحْمَةٍ وَإِنَّهُ قَسَمَ رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ أَهْلِ الأَرْضِ فَوَسِعَتْهُمْ إِلَى آجَالِهِمْ وَذَخَرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ رَحْمَةً لأَوْلِيَائِهِ وَاللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَابِضٌ تِلْكَ الرَّحْمَةَ الَّتِى قَسَمَهَا بَيْنَ أَهْلِ الأَرْضِ إِلَى التِّسْعَةِ وَالتِّسْعِينَ فَيُكَمِّلُهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ لأَوْلِيَائِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ) رواه أحمد

"Allah Azza wa Jalla memiliki seratus kasih sayang (kerahmatan) . Dan Sesungguhnya Allah telah membagi-bagi satu kasih-sayang-Nya kepada seluruh penduduk bumi, dan itu telah mencukupi mereka hingga masing-masing mereka dijemput oleh ajalnya. Allah masih menyisihkan sembilanpuluh sembilah kerahmatan buat para wali-Nya (hamba-hamba-Nya yang sholeh). Dan kelak pada hari qiyamat Allah mengambil kembali satu kerahmatan yang telah Ia turunkan itu guna disatukan dengan kesembilan puluh sembilan kerahmatan yang ada di sisi-Nya untuk selanjutnya diberikan kepada para wali-wali-Nya (orang-orang yang sholeh). Riwayat Ahmad.
Bila setetes dari satu kasih sayang dan kerahmatan yang berhasil dimiliki anda rasakan dari ibunda terasa begitu indah dan begitu membahagiakan, maka betapa indah dan bahagianya bila anda berhasil mendapatkan satu kerahmatan secara utuh?
Dan betapa indah dan bahagianya bila anda berhasil merasakan keseratus kerahmatan Allah kelak di hari qiyamat.
Saudaraku! Anda penasaran, ingin tahu siapakah berhak mendapatkan keseratus kerahmatan dan kasih sayang Allah?
Jawabannya terdapat pada firman Allah Ta'ala berikut

] وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ [ الأعراف 156

"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami." Al A'araf 156.
Anda merasa tertantang dan bermimpi untuk menjadi salah satu dari orang-orang yang dapat merasakan keseratus kerahmatan dan kasih sayang Allah di hari qiyamat?
Inilah saatnya anda mewujudkan dan mengukir impian anda. Bulan suci ramadhan adalah peluang anda merintis terwujudnya impian dan harapan besar anda.
(إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ) رواه مسلم
"Bila Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu kerahmatan dibuka." Riwayat Muslim.
Sekarang inilah saatnya anda memasuki pintu-pintu kerahmatan Allah yang telah dibuka lebar-lebar untuk anda.
Akankah kesempatan emas ini berlalu begitu saja dari kehidupan anda?
Mungkinkah pintu-pintu kerahmatan Allah Ta'ala yang telah terbuka lebar-lebar untuk anda ini ditutup kembali sedangkan tak sedikitpun bekal untuk memasukinya berhasil anda ukir?
Saudaraku! singsingkan lengan bajumu, kencangkan ikat pinggangmu dan ayuhlah langkahmu menuju pintu kerahmatan Allah yang telah dibuka untukmu.
Bila anda bertanya: Apakah perbekalan yang harus saya bawa agar dapat menggapai pintu kerahmatan Allah yang telah terbuka?
Dengarlah kembali jawabannya:

] وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ [ الأعراف 156

"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami." Al A'araf 156.
Wujudkanlah ketakwaan dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan. Tunaikanlah zakat dan kokohkanlah keimanan anda kepada setiap ayat-ayat Allah Ta'ala. Dengan berbekalkan ketiga hal ini, niscaya pada bulan suci ini anda berhasil memasuki pintu kerahmatan Allah.
Selamat berjuang melangkahkan kaki menuju kerahmatan Allah, semoga Allah Ta'ala mempertemukan kita di dalamnya. Amiin.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya, amiiin.

Di Tulis oleh Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

Kamis, 19 Agustus 2010

Big World the great place for MUDIK...

Assalamu'alaykum


Ramadhan sudah memasuki hari yang ke-9 artinya kita sudah di penghujung 10 hari yang pertama, sedih juga ternyata waktu berjalan begitu cepat (Subhanallah). Banyak sudah rencana yang terbersit dari tiap insan di muka bumi ini. apalagi bagi mereka yang hidup jauh dari tanah air. salah satu rencana yang mungkin jadi tradisi masyarakat indonesia adalah MUDIK alias pulang kampung untuk silaturahim dan lepas rindu dengan handai taulan. dan yang pasti tidak lengkap mudik tanpa membawa oleh-oleh buat sanak saudara dan handai taulan.. Dan sudah jadi ciri khas masyarakat indonesia yang ada di saudi kalo mudik bawa oleh-oleh EXTRA berat alias overweight pada saat timbang check in, karena terisi oleh  aneka oleh-oleh sudah tertata rapi di koper yang siap-siap terbang ke Indonesia dan rasanya manusiawi karena sebagian dari mereka pulang 2 tahun sekali. untungnya petugas check in maskapai bersikap baik dengan memberikan banyak tip agar dapat terangkut semua barang bawaan yang ingin di bawa...

Sabar..untuk tips perjalanan pulang bisa di bahas di episode yang lain.. Episode kali ini penulis ingin berbagi cerita tentang aneka oleh-oleh khas Saudi arabia dan tempat untuk berbelanja oleh-oleh di jubail.

Tidak lengkap rasanya mudik ke indonesia bila belum menyambangi BIG WORLD di Jubail. BIG WORLD adalah pusat perbelanjaan yang menyediakan aneka barang kelontong, alat tulis kantor dan oleh-oleh. Letaknya di sudut kota jubail di belakang Jubail Center dan di area Jubail ladies Market. dan merupakan tempat yang paling sering di kunjungi masyarakat indonesia Jubail. Alasannya adalah selain banyak pilihannya tentunya karena harganya yang MENGGIURKAN alias terjangkau bin murah hehehheee.

Walaupun judulnya aneka oleh-oleh khas Saudi Arabia tapi setelah di check secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ternyata 90% barang yang dijual adalah "PRODUK CHINA". ada juga buatan indonesia, korea dll.
Dari pada ngoceh ngalur ngidul mending ngeliat photo-photonya biar bisa ngebayangin gimana rasanya belanja di BIG WORLD.
Nyang ini isinya aneka mainan anak..cocok buat oleh-oleh anak tercinta...

kalo yang ini..aneka hiasan rumah...

Ga usah di kasih komen juga pada tau ini apa, betul ga? heheheee
 ini area penjualan aneka lilin aroma terapi... tapi ga ada aroma jengkol di sini. 

ini photo anak saya lagi sibuk nunjuk mainan kesukaannya...

Pose sejenak setelah cape belanja..

Selasa, 17 Agustus 2010

arti kemerdekaan versi gue

17 Agustus tahun 45..

itulah hari kemerdekaan kita...

hari merdeka, nusa dan bangsa...

hari lahirnya bangasa indonesia...



itu adalah sepenggal syair dari lagu perjuangan yang biasa terkumandang di layar televisi, di lapangan upacara atau di tengah hiruk pikuk aneka lomba 17an yang biasa dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. And mohon maap nyang sebesar-besarnya karena jujur sejujurnya,,penulis tidak tau judul sebenarnya dari lagu ini. suer heheheheee.

Kalo dipahami lebih dalam atau kalo pinjem bahasa politisi "bila ditinjau lebih jauh"..ternyata bangsa ini umurnya sudah 65 tahun. lumayan tua untuk ukuran manusia tapi belum seberapa bila di bandingkan umur kota jakarta nyang udah nyampe 350 taon lebih (lagi-lagi ga hapal pastinya berapa taon usia jakarta saat  ini..hehehehe maklum sering bolos setiap pelajaran sejarah). Banyak sudah pertanyaan yang muncul berkaitan dengan syair lagu tersebut... bagi sebagian orang mungkin ini merupakan pernyataan konyol atau mungkin pertanyaan tolol yang keluar dari pikiran gue hari ini. tapi apapun pendapat orang gue teteb akan melanjutkan tulisan ini karena hari ini hari kemerdekaan kita..jadi gue merdeka nulis apa aja sepanjang ga melabrak koridor hukum tata negara kita..(nah lho ngerti ga loe ama apa yang gue tulis..gue sendiri aja ga dableg. gue denger kata-kata ini dari pada penasihat hukum artis yang terkena kasus..heheheee)
 
1. Pertanyaan or pernyataan gue pertama yang muncul seketika adalah: ternyata jakarta dah duluan merdeka ketimbang indonesia kenapa? pan umur jakarta dah lebih kolot ketimbang indonesia heheheeee

2. Apa arti kemerdekaan bagi gue pribadi? Jawaban yang pasti yang gue dapetin cuma satu. kita telah merdeka dari para penjajah Belanda, Jepang, Portugal,Spanyol... BTW gue ngomongin penjajah atau nyebutin satu persatu kontestan piala dunia 2010 hehehee. kembali ke benang merah. Terus gue tanya lagi sama diri gue...masa cuma itu arti kemerdekaan? terus gue baca arti kemerdekaan bangsa ini dari para temen dan temenya temen yang punya temen dari jaring sosial yang saya ikuti.. ini arti kemerdekaan dari pada mereka:

a.Sudahkah bangsa ini merasakan arti kemerdekaan...Kesejahteraan tuk seluruh rakyat...?Keadilan tuk seluruh rakyat...?Kemudahan tuk seluruh rakyat...?Dan segalanya tuk seluruh rakyat...?
b.Kesejhteraan, keadilan, kemudhan, kmkmurn, dan sgalanya tdk akan prnh terwjud jika di dlm tbuh indonesia msih trplihra dn terlindungi permpok2 yg menyitakesejhtraan rkytat.................
c.Para Kesuma Bangsa Mengorbangkan Nyawa & Harta, Tidak Utk Mengharap Kibar Bendera, Hening Cipta, Hormat Senjata, Tabur Bunga Atau Nyanyian Lagu Kebangsaan. Yg Mereka Harap Hanyalah Warisan Kemerdekaan Yg Mewujud Dlm Kesejahteraan, Keadilan, Kemakmuran & Ketentraman Kepada Kita Pewaris Bangsa, Meski Saat Ini Sebagian Masih Dlm Angan Yg Justru Terkadang Menghambat Kita Terlelap Tidur.
d.DIRGAHAYU RI KE 65..........Merdekaaaaaaaaaaaa
e.DIRGAHAYU NEGERIKU.....NEGERI INI DI PENUHI ORG2 YG PINTAR G TAU MALU....
f.mlm ini ga bisa begadang. besok ada tugas penting jadi PASKIBRAKA.
g.Habis shalat subuh,,,,,tidur lagi,,,,siap2 upacara dirgahayu negeriku,,,,,,
h.Smoga mataharix mau mengerti n pidatox tdk panjang... coz org lg puasa...MERDEKA
i.Banguuun...Sauuuur...Sauuur..Sauuur...Merdeka !!!
j.indonesia,kami mencintaimu...
k.katanya sudah "MERDEKA"....

pokoke buaaanyak aja expresi kemerdekaan itu. Tapi pernahkah kita tanyakan pada mereka arti kemerdekaan:
a.mereka yang ngantri minyak tanah karena tidak berani menggunakan tabung gas...
b.mereka yang rebutan setiap ada pembagian sembako atau zakat...
c.mereka yang miskin yang hidup di kolong jembatan yang kata undang-undang dipelihara oleh negara..
d.mereka pahlawan tanpa tanda jasa (guru) yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya karena masalah ekonomi..
e.mereka janda pejuang yang masih terus berjuang mempertahankan haknya...
f.mereka paraa pahlawan devisa negara yaang masih diperas di negerinya sendiri..

Kesimpulannya :
MERDEKA....
Jangan tanyakan padaku apa artikata itu...
Jangan tanyakan padaku kapanterakhir kali merasakan kata itu...
Jangan pula Tanya padaku mengapakita harus tau arti kata itu...
Yang ku tau... Aku bahagia bilahal itu benar terwujud dalam hati ini..
Yang ku tau... Aku bangga bilabisa mengisi kata itu dengan hal yang berguna...
Yang ku tau... Aku masihmemperjuangkan kata itu..
Yang ku tau... Aku malu bila hanyabisa teriak dan tak bisa berbuat apa-apa...
Merenungkan hal itu lebihdewasa..
Ketimbang meneriakan tanpa bukti nyata..

Puisi gue


Raja negeri di atas awan...
Hatimu tak lagi "Perawan"...
Terkotori oleh ambisi tuk jadi jutawan...
Sebelum terpilih selalau tampil menawan...
Setelah terpilih tak kenal mana kawan atau lawan...
Rakyatmu menjerit dan mulai tertawan...
Dan kau bisu bak terkena penyakit sariawan...
sekian dulu yaa kawan...
karena perutku bergejolak melihat tumpukan Bakwan...
yang berasap disamping kopi hangat di atas sebuah cawan...


17 Agustus 2010
Atas nama warga indonesia
Fabian Kirdiat

Senin, 16 Agustus 2010

Kutitip surat ini untukmu..

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Disalin ulang dari buku 'Kutitip Surat Ini Untukmu..' karya alUstadz Armen Halim Naro -rahimahullah-.
Terbitan Nadwah Publishing - Pekanbaru.







Kutitip surat ini, anakku!
Ananda yang kusayangi, di bumi Allah Ta'ala..

Segala puji Ibu panjatkan ke hadirat Allah yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amiin..

Wahai anakku,
Surat ini datang dari ibumu yang selalu dirundung sengsara.. Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap itu pula goresan tulisan terhalangi oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka..

Wahai anakku,
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hatiku dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku,
25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi. Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan, tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan tendangan kakimu atau geliat badanmu dalam perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti semakin sengkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak lagi dapat menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari dipelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar kedunia.

Engkaupun lahir.. Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan senantiasa menetes dalam keharuan dan kebahagiaan. Dengan itu semua, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya rasa sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku.. Telah berlalu tahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu.. itulah kebahagianku!

Kemudian, berlalulah waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu. Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumismu dan jambang tipis telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. Saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu pun berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dalam kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening dan dalam, bersama dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia, dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan, yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku.. Ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar senantiasa dapat menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Yang ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat pula sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik, jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkau pun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit.. Berdiri seharusnya dipapah, duduk pun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu.. Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu.. Mana balas budimu nak? Mana balasan baikmu?! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak? Susu yang ibu berikan engkau balas dengan tuba?! Bukankah Alla Ta'ala berfirman;

"Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?" [QS. arRahman:60]

Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil keletihanku, engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkan aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Lalu, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Mereka semua telah mendapatkan upahnya, lalu mana upah yang layak untukku, wahai anakku?

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah Ta'ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak ingin menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki yang supel, dermawan dan berbudi. Anakku.. tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan?! Bukan karena apa-apa! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengeluarkan air matanya.. Hanya karena engkau telah membalasnya dengan dengan luka di hatinya.. Hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungya.. Hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahum?!

Wahai anakku, Ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah Ta'ala, sebagaimana Rasulullah telah sabdakan:

"Orang tua adalah pintu Surga yang di tengah, sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!" [HR. Ahmad]

Anakku, aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan Surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu, yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata: 'Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia?' Beliau berkata: 'Shalat pada waktunya', aku berkata: 'Kemudian apa, wahai Rasulullah?' Beliau berkata: 'Berbakti kepada orang tua', aku berkata: 'Kemudian apa, wahai Rasulullah!', Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah', lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya," [HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad]

Wahai anakku! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau perlu bersusah payah untuk memerdekakan budak atau untuk berletih dalam berinfak.

Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah, dan murkaku adalah kemurkaanNya jua?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:

"Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang, dikatakan (kepada Rasulullah): 'Siapa dia wahai Rasulullah?', beliau menjawab: 'Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannnya ke Surga," [HR. Muslim]

Anakku.. Aku tidak angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku.. Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkau engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupkku?

Bangunlah, nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu, akan berlalu masa sehingga engkau akan menjadi tua, dan al-jaza' min jinsil 'amal.. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.. Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulismu dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya! Sesungguhnya Surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.

Anakku.. Setelah engkau membaca surat ini, terserah kepadamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu.