Kamis, 09 September 2010

HARI RAYA IDUL FITRI 1431H



Hari Raya adalah saat berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan kaum mukminin di dunia adalah karena Tuhannya, yaitu apabila mereka berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala amalnya dengan percaya terhadap janji-Nya kepada mereka untuk mendapatkan anugerah dan ampunan-Nya. Allah

Ta'ala berfirman yang terjemahannya “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 58). Sebagian orang bijak berujar: Tiada seorangpun yang bergembira dengan selain Allah kecuali karena kelalainnya terhadap Allah, sebab orang yang lalai selalu bergembira dengan permainan dan hawa nafsunya, sedangkan orang-orang yang berakal merasa senang degan Tuhannya. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, kaum anshar memiliki dua hari istimewa, mereka bermain-main di dalamnya, maka Nabi SAW bersabda: “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul fitri dan Idul Adha.” (HR. Abu Daud dan An-Nasa’I dengan sanad hasan). Hadits ini menunjukkan bahwa menampakkan rasa suka cita di Hari Raya adalah sunnah dan disyari’atkan. Maka diperkenankan memperluas Hari Raya tersebut secara menyeluruh kepada segenap kerabat dengan berbagai hal yang tidak diharamkan yang bisa mendatangkan kesegaran badan dan melegakan jiwa, tetapi tidak menjadikannya lupa
untuk taat kepada Allah.

Adapun yang dilakukan kebanyakan orang disaat Hari Raya dengan berduyun-duyun pergi memenuhi berbagai tempat hiburan dan permainan adalah tidak dibenarkan, Karena hal itu tidak sesuai dengan yang disyariatkan bagi mereka seperti melakukan dzikir kepada Allah. Hari Raya tidak identik dengan hiburan, permainan dan penghamburhamburan harta, tetapi Hari Raya adalah untuk berdzikir kepada Allah menggantikan bagi umat ini dua Hari Raya yang sarat dengan hiburan dan permainan dengan dua Hari Raya yang penuh dzikir, syukur dan ampunan.

Di dunia ini kaum mukminin mempunyai tiga Hari Raya: Hari Raya yang selalu datang setiap pekan dan dua Hari Raya yang masing-masing datang sekali dalam setiap tahun. Adapun Hari Raya yang selalu datang tiap pekan adalah hari jum’at, ia merupakan Hari Raya pekanan, terselenggara sebagai pelengkap (penyempurna) bagi shalat wajib lima kali yang merupakan rukun utama agama islam setelah dua kalimat syahadat. Sedangkan dua Hari Raya yang tidak berulang dalam waktu setahun kecuali sekali adalah:

1- Idul Fitri setelah puasa Ramadhan, hari raya ini terselenggara sebagai pelengkap puasa Ramadhan yang merupakan rukun dan asas Islam keempat. Apabila kaum muslimin merampungkan puasa wajibnya, maka mereka berhak mendapatkan ampunan dari Allah dan terbebas dari api neraka, sebab puasa Ramadhan mendatangkan ampunan atas dosa yang lalu dan pada akhirnya terbebas dari Neraka. Sebagian manusia dibebaskan dari neraka padahal dengan berbagai dosanya ia semestinya masuk neraka, maka Allah mensyariatkan bagi mereka Hari Raya setelah menyempurnakan puasanya, untuk bersyukur kepada Allah, berdzikir dan bertakbir atas petunjuk dan syari’at-Nya berupa shalat dan sedekah pada Hari Raya tersebut.
Hari Raya Ini merupakan pembagian hadiah, orang-orang yang berpuasa diberi ganjaran puasanya, dan setelah Hari Raya tersebut mereka mendapatkan ampunan.

2. Idul Adha (Hari Raya Kurban), ia lebih agung dan utama daripada Idul fitri. Hari Raya ini terselenggara sebagai penyempurna ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima, bila kaum muslimin merampungkan ibadah hajinya niscaya diampuni dosanya.Ini macam-macam Hari Raya kaum muslimin di dunia, semuanya dilaksanakan saat rampungnya ketakwaan kepada Yang Maha Menguasai dan Yang Maha Pemberi, di saat mereka berhasil memperoleh apa yang dijanjikan-Nya berupa ganjaran dan pahala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini