Kamis, 09 September 2010

Berhari raya Iedul Fitri seperti Rasulullah SAW.



Pada saat Hari Raya Idul fitri, Nabi SAW mengenakan pakaian terbaiknya dan makan kurma dengan bilangan ganjil tiga, lima atau tujuh, sebelum pergi melaksanakan shalat Ied. Tetapi pada Idul Adha beliau tidak makan terlebih dahulu sampai beliau pulang, setelah itu baru memakan sebagian daging binatang sembelihannya. Beliau mengakhirkan shalat Idul fitri agar kaum muslimin memiliki kesempatan untuk membagikan zakat fitrahya, dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha supaya kaum muslimin bisa segera menyembelih binatang kurbannya Mengenai hal tersebut Allah

Ta'ala berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ  .٢

“Maka dirikanlah salaat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (Al-Kautsar:).

Ibnu Umar yang terkenal sangat sungguh sungguh dalam mengikuti sunnah Nabi SAW tidak keluar untuk shalat ied kecuali setelah terbit matahari, dan dari rumah sampai ke tempat shalat beliau senantiasa bertakbir. Nabi SAW melaksanakan shalat ied terlebih dahulu baru berkhutbah, dan beliau shalat dua rakaat.

Pada rakaat pertama beliau bertakbir 7 kali berturut-turut dengan takbiratul ihram, dan berhenti di antara tiap takbir. Beliau tidak mengajarkan dzikir tertentu yang dibaca saat itu. Hanya saja ada riwayat dari Ibnu Mas’ud t, Ia berkata: “Dia membaca hamdalah dan memuji Allah Ta'ala serta membaca shalawat.” Dan diriwayatkan bahwa Ibnu Umar mengangkat kadua tangannya pada setiap bertakbir. Sedangkan Nabi SAW setelah bertakbir membaca surat “Al-Fatihah” dan “Qaf” pada rakaat pertama serta surat “Al-Qamar” di rakaat kedua. Kadang-kadang beliau membaca surat “Al-A’la” pada rakaat pertama dan “Al-Ghasyiyah” pada rakaat kedua.

Kemudian beliau bertakbir lalu ruku’ dilanjutkan takbir 5 kali pada rakaat kedua lalu membaca “Al- Fatihah” dan surat. Setelah selesai beliau menghadap ke arah jamaah, sedang mereka tetap duduk di shaf masing-masing, lalu beliau menyampaikan khutbah yang berisi wejangan, anjuran dan larangan.

Beliau selalu melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang (dari shalat ied). Beliau selalu mandi sebelum shalat ied.Nabi SAW senantiasa memulai setiap khutbahnya dengan hamdalah, dan bersabda: “Setiap perkara yang tidak dimulai dengan hamdalah, maka ia terputus (dari berkah).” (HR.Ahmad dan lainnya). Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ia berkata: "Bahwasanya Nabi SAW menunaikan sahalat ied dua rakaat tanpa disertai shalat yang lain baik sebelum ataupun sesudahnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dan yang lain). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat ied itu hanya dua rakaat, demikian pula mengisyaratkan tidak disyariatkannya shalat sunat yang lain, baik sebelum atau sesudahnya. Allah Maha Tahu segala sesuatu, shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, seluruh anggota keluarga dan segenap sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini