Selasa, 27 April 2010

UNTUK ISTRIKU (sebuah posting dari seorang teman)


Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya.

Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh... aku harus menyediakan makan untuknya.

Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.


Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari
ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang
hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat!

Aku membuka selimut dan..... di sanalah sumber 'masalah'nya ... sebuah
mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!

Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan main anny a, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:


"Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum
pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan saya ... Saya minta maaf Dad
...
"

Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku ... tetapi, saya tidak ingin anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya.
Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan
memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.

Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar
anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di
pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.

Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini,
untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman
Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.

Namun... belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal....Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta maaf, Dad".

Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara "pertunjukan
bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan
ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu......

Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke
rumah memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!

Hari ini, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.

Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. . Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, Dad". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.

Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong
anak saya ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?

Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk mommy.....".

Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. .... tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan
terus bertanya kepadanya: "Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak
surat-surat, pada waktu yg sama?"

Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang
lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi
bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus".

Setelah mendengar penjelas anny a ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan ....


Aku bilang pada anakku, "Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup  dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi.... saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.

Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur......

'Mommy sayang',

Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat' di
sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut.. Tapi
kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah

tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.

Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan
mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya,
setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.

Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat
padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya.
Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat wajahmu dan ingat anda? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?


Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri saya ....

Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, yang penuh
kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari padanya.
Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.

Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu
dengan segala kekurangan dan kelebih anny a, karena apabila engkau telah
kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yg bisa menggantikan posisinya.

Kamis, 22 April 2010

Pasar Malam Jubail


Produk china membanjiri pasar malam yang kali ini di gelar di ujung jalan Madinah Almunawaroh Street. Aneka barang dijajakan para pedagang, dari mulai pernak-pernik wanita, mainan anak, pakaian, karpet dan makanan ringan. Bahkan yang membuat tersenyum dan kangen adalah munculnya para pedagang anak ayam yg di beri wantex (cat warna) dan kelinci, sepertinya ini menjadi favorite anak arab.



Maen sepeda-sepedaan nglelilingi pasar malem. dengan ongkos SR.10/sepeda. Anaknya sibuk keliling-keliling, orang tuanya sibuk ngeliiatin karpet turky yang bagus, tebel and murah..heheheeheee

Uminya lagi puyeng ngeliatin pernak-pernik hiasan arab. pengennya sih beli semuanya tapi apa daya apartemennya sempit (bahasa halusnya: duitnya ga mencukupi..heheheheheeee)


Yang penting mejeng walau hanya dengan background balon udara dan muthowa... hehehheheee

Selasa, 20 April 2010

Qunafa...martabak arab or pangcong arab? Ada resepnya juga lho

Berawal dari munculnya rasa lapar malam hari dan rindu akan martabak manis aseng. Kuberanikan menembus gelapnya malam kota jubail yang saat ini diterpa angin yang lumayan kencang tapi syukur Alhamdulillah tidak banyak debu yang bertebaran malam ini.

Modal nekat kucoba memasuki kios masakan arab, jangan harap anda menemukan cemilan khas indonesia di kios ini bahkan tulisan besar yang terpampang di depan toko menggunakan huruf arab gundul, daftar menunya pun dalam abjad arab gundul dan lebih parah lagi pelayan tokonya "Mafi Maklum kalam inglis"..(kagak ngarti bahasa inggris_red). Dengan kata lain ini tokonya wong arab tok-tok... 


Dengan modal nekat dan ana maklum arabic suwaiya-suwaiya (bahasa Arab sedikit-sedikit). gue mulai nanya segala jenis hidangan yg ada di dalam toko.Tapi terus terang begitu masuk toko, hati langsung kepincut dengan cemilan yang dari bentuknya mirip seperti martabak manis indonesia. tanpa banyak cincong (karena emang ga nyambung ngomongnya kalo lama-lama) langsung aja ane tembak..


Ane : kam Hadza? (berapa nih?)
Pelayan : sitta riyal...(6 riyal)
Ane : Jip wahid (kasih 1)
Pelayan : Dagiga (bentar ya)
Beneran ga begitu lama martabak arab pesenan ane udah mateng. abis bayar langsung dibawa balik ke apartement tapi begitu dirasain koq kayak kue pancong. anyway lumayan lezat/gurih atau manislah. walaupun tidak bisa ngilangin rasa kangen ama martabak Hokky or Aseng, tapi yang jelas Qunafa bisa ngilangin rasa lapar kita seketika.. kalo ga percaya bisa langsung nyoba, murah koq cuma 6 riyal. hehehehehee

Saking penasaran ane tanya ke temen yg juga hobby makan dan hasilnya ana dapet resetnya.

adapun bahan-bahan untuk bikin qunafa adalah sebagai berikut kalo ga salah..:
Bahan-bahan:
1. Lemon yang kecil 1biji
2. corno flour atau sagu, 4 sendok makan
3. butter secukupnya
4. Vanilli sescukupnya
5. Kunafa yang masih segar (hanya tahan 2 hari)sekitar 800 gr 
6. gula, 3 gelas dan 20 sdt
7. Susu 3,5 gelas (susu bubuk kasih air)
8. Air 3 gelas


Semua bahan bisa di dapat di hyper panda departemen store

Selamat mencoba yaa






Kamis, 15 April 2010

Alhamdulillah...Akhirnya Hujan Turun ke bumi

Pedagang asongan (berjualan sambil kucing"an)

Melihat rintik-rintik hujan membahasi bumi bukanlah pemandangan istimewa bagi warga indonesia, bahkan dikota hujan bogor mungkin sebagian masyarakatnya merasakan kejenuhan. Tapi sangat berbanding terbalik dengan suasana di saudi arabia, hujan yang mengguyur bumi disyukuri dengan suka cita dengan memuji kebesaran Allah. karena hujan merupakan hal yang amat langka dijumpai di negeri gurun pasir ini.Bahkan yang lebih mengaggumkan lagi, hujan bukan alasan untuk berjalan menuju mesjid menunaikan kewajibannya sebagai hamba-Nya. (subhanallah)

Semangka Arab

Tapi bagiku hujan kali ini terasa sangat berbeda, aroma tanah yang basah tersiram butiran-butiran air dari awan membawa angan ini ke tanah airku tercinta.Pijakan kaki sengaja kurendam di genangan air yg ada di sepanjang jalan ini. kubiarkan rintikan hujan membasahi sekujur tubuh...Suara petirpun terasa tidak lagi menyeramkan melainkan merdu bak senandung.
Hujan dua hari ini Insya Allah menjadi penyubur tanah di jazirah arab... menyambut segala jenis buah yang akan panen disetiap musim panas tiba..Rotop (kurma setengah mateng), Semangka jumbo dan melon akan hadir di setiap sudut kota jubail... I still know what I did last summer...I miss U so much Indonesia

Jumat, 02 April 2010

Cerita cinta tentang pengalaman pertama kali tiba di kota Jubail

 
Tak lama setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional King Fahd, Dammam, sekitar pukul satu dinihari waktu setempat aku meninggalkan bandara itu menuju Jubail. Perasaan kesal akibat terlalu lama menunggu bus jemputan sedikit terobati ketika mobil yang membawa rombongan meluncur menuju Al- Bahar Camp. Suatu camp di tepi pantai yang sangat sunyi senyap kondisinya, benar-benar tempat yang indah untuk beristirahat. Dengan mobil jemputan berpenghangat udara kami melesat menikmati gratisnya jalan bebas hambatan yang diapit gurun yang seakan tanpa batas.

Pertama kali memasuki kota Jubail mulai tampak di sana-sini bangunan bertingkat kotak-kotak, yang ternyata kemudian tak kutemui lagi model lain selain gedung segi empat berdinding kukuh seperti itu. Rumah-rumah tinggal pun seolah enggan bergaya: tak bergenting, beratap beton, dan bertembok sewarna pasir gurun, dengan ventilasi minim. Barulah kumengerti fungsinya ketika acap kali angin menderu dahsyat, bersiul melengking mengguncang jendela, dan badai pasir tak terelakkan. Sang badai siap menabur kabut debu yang tebal hingga seisi kota bersepuh cokelat dan baunya tercium pengap sampai ke lorong-lorong apartemen.



Hari pertama di Jubail, aku pun segera menikmati kota yang cantik itu. Saat matahari pagi menghunus sinarnya yang berkilauan, dari balik jendela apartemen tampak Teluk Persia yang hijau dari kejauhan, tapi sesungguhnya biru jernih setelah kusambangi. Warna-warni bunga semusim dan pepohonan hijau dengan pangkasan yang terawat menghiasi sepanjang median jalan. Di jalur lain pohon kurma berbanjar di atas petak berpasir.

Bagaimana suasana malam di kota industri itu?

Penasaran untuk menjamah lekuk-lekuk Jubail, aku susuri kota yang merekah pada malam hari itu. Dari apartemen, aku berjalan kaki seratus meter menuju Jubail International Market. Pintu geser terbuka menyambutku malam itu. Dua-tiga wanita berseliweran dengan Hijab panjang, jilbab, dan cadar serba hitam beserta keluarga mereka

Aku melewati pertokoan, lalu kutelusuri jalur pedestrian. Amat langka wanita. Mungkin geraknya memang sangat dibatasi di sini. Tapi segera kusadari kaum perempuan justru dimuliakan di negeri itu. Aku dengan jelas melihat keindahan itu dari kota yang bernama Jubail, tempat pengguna jalan bisa menghentikan sesaat laju kendaraannya untuk memberi jalan bagi wanita. Pelayanan di bank-bank di Saudi pun membebaskan perempuan dari antrean.

Tak terasa telah kurambah ladies market. Barulah kutemui kaum Hawa sibuk memenuhi kantong belanja mereka di sana. Hampir semua bercadar, termasuk pengemis yang mendeprok di mulut pertokoan. Beberapa perempuan nonmuslim hanya mengenakan jubah hitam tanpa jilbab. Bisa ditebak, mereka warga Filipina atau orang India yang berkerudung longgar dengan rambut dibiarkan menyembul.

Ada tiga supermarket favorit warga Indonesia di Jubail: Cash & Carry, Kadiwa, dan Same Way. Ketiganya menyediakan makanan Indonesia, seperti kerupuk, tahu, taoge, dan ikan asin. Yang paling lengkap Cash & Carry, karena hanya di sanalah bisa didapati bumbu khas Nusantara, semisal terasi, lengkuas, serai, dan bumbu pecel instan. Tapi pasokan pun tak selalu lancar sehingga semua harus bersabar menunggu makanan atau bumbu idaman.

Tempat belanja lainnya yang digandrungi adalah fish market. Berbagai jenis ikan, udang, cumi-cumi, juga daging segar bisa diperoleh di pasar yang luas, bersih, dan agak terpisah dari keramaian kota ini. Pedagang kaki lima yang menawarkan buah-buahan dan sayuran ikut menyemarakkan suasana.

Pusat belanja yang lain terdapat di kawasan Pantai Fanateer, seperti Panda dan toko buku Jarir. Lantaran kota ini minim sarana hiburan, pantai yang bisa ditempuh sekitar 20 menit dari pusat kota itu menjadi obyek wisata yang kerap dikunjungi keluarga penghuni Jubail.

Mau nonton bioskop, jangan berharap Anda menemukannya di kota ini. Bahkan restoran atau kantin hanya diperuntukkan bagi pria, meski ada satu-dua yang menyediakan family section.

Yang kangen makan bakso atau sate kambing lantaran bosan melahap kabsa--ayam panggang plus nasi berminyak atau roti kobus khas Timur Tengah, yang biasanya disantap bersama di atas gelaran plastik khusus sambil lesehan--bisa melampiaskannya di Al-Khobar. Di kota yang lebih meriah ketimbang Jubail itu ada toko bahan kebutuhan pokok dan restoran Indonesia yang juga menyediakan tempe. Di Jubail pun ada saja ibu-ibu yang kreatif menerima pesanan makanan matang, seperti mi ayam atau siomay..Cukup bisa menghapus kerinduan tentang negaraku tercinta.

Mei 2009, bulan keempat aku bertualang di kota industri berpenduduk 250 ribuan jiwa itu, aku kian mengenal karakter unik Jubail. Hari kerja berlangsung dari Sabtu hingga Kamis, dan Jumat merupakan hari libur. Denyut kawasan industri--antara lain kompleks industri gas dan petrokimia, pabrik peleburan baja, serta kilang minyak--dimulai sejak pagi buta. Mobil dan bus-bus jemputan karyawan serupa bus sekolah mulai beroperasi bakda subuh. Proyek-proyek pembangunan berdentam sejak pukul enam.

Pada hari kerja, pagi hingga siang pusat-pusat belanja, seperti Jubail International Market atau Jubail Center, cenderung sepi. Sebagian besar gerai tutup. Nyaris tak ada kehidupan perniagaan pada siang hari. Sementara itu, tatkala para pekerja lelaki sibuk di kantor atau pabrik masing-masing, para wanita lazimnya mengurung diri di rumah.

Di antara waktu asar dan magrib, aktivitas di pertokoan mulai tampak. Saat jeda untuk salat tiba, beberapa pengunjung pasar swalayan, misalnya yang nonmuslim, memilih terkurung di supermarket yang mendadak tutup, sedangkan toko-toko kecil mengusir semua pengunjung mereka. Adapun para pria berduyun-duyun menuju masjid terdekat. Selepas isya, barulah Jubail menggeliat leluasa hingga pukul setengah dua belas malam.

Pemandangan berbeda terjadi pada Jumat. Sejak sore para pekerja, yang sebagian besar tinggal di camp atau mes perusahaan riuh, memadati pusat kota. Saat itu Jubail tak ubahnya dunia kecil milik lelaki. Hiruk-pikuk mencapai puncaknya. Teriakan para sopir taksi berjubah putih dengan serban kotak-kotak merah-putih bersahut-sahutan memburu pejalan kaki. Keakraban terjalin lewat sapaan yang berbeda. Sopir taksi biasa menyapa pria India dengan bhai. Kepada lelaki Filipina, yang terhitung paling banyak di Jubail, diberikan panggilan pare. Kepada orang Indonesia biasanya dilontarkan sapaan, “Apa kabar, My Friend? Indonesia bagus.”

Tak ada angkutan umum di Jubail, selain taksi dan bus-bus besar dengan rute luar kota. Maka agak repot bagi mereka yang tinggal cukup jauh dari pusat kota karena cuma ada pilihan: jalan kaki, menunggu taksi lewat, atau mengendarai mobil sendiri. Untuk itu, beberapa warga pendatang menyiasatinya dengan berlangganan taksi atau berusaha memiliki surat izin mengemudi setempat agar bisa nyetir sendiri mobil sewaan atau mobil kantor