Rabu, 16 Oktober 2013

KIRDIAT

Seperti tulisan ana sebelumnya tentang biografi kakekku...Kali ini ana mau mengutip sekelumit cerita kakek yang ana tau almarhum orang tua ana sangat bangga terhadapnya. tulisan ini ana kutip dari buku otobiografinya JA. Katili yang berjudul "Harta bumi Indonesia".....

The next generation of KIRDIAT
ini dia sekelumit cerita itu.....

Berguru kepada pahlawan tak dikenal
Dari kela 0 sampai kelas 4, john bersekolah di Room Christelijke School, Poso. Kepala sekola saat itu adalah Mynheer Hoefman yang kemudian digantikan Silalahi. Guru-gurunya kebanyakan dari Ambon dan Menado, denagan kehidupan yang sangat harmonis. Jarak rumah ke sekolah dekat dan ditempuh dengan jalan kaki.

Pada usia 10 tahun john pindah ke sekolah HIS Gorontalo, di kelas 5 john mulai membaca majalah politik Nationale commentaren. DR, G.S.S.J (Sam) Ratu langie (1891-1949), kawan dekat Nus Kandouw, Pernah menjadi redaktur majalah tersebut selama 4 tahun. DR.Ratu langie, Ahli ilmu pasti,orang indonesia pertama yang mendapat gelar Doktor di bidang matematika. Yang juga di kenal sebagai pemimpin pergerakan kemerdekaan nasional. ia dipilih sebagi gubernur pertama selebes tahun 1945 dan diangkat menjadi pahlawan nasional 1961.Nus Kandouw adalah tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) sulawesi utara yang kemudian menjadi ketua PNI Minahasa.

Selain Nus Kandouw, karakter john di gemleng oleh Sudan Kirdiat asal Klaten yang tidak lain adalah pamannya. Kirdiat beristrikan TJendana adik Tjimbau, ibunda John.

Kiprah Kirdiat seperti halnya kiprah sederatan panjang nama "Kaum Republikein", amat di kenal di Sulawesi Utara termasuk Gorontalo. Dari Kirdiat-lah Joh mendapat pelajaran dan pendidikan politik.

Sewaktu menginjakan kaki di Gorontalo, pejuang Kirdiat mendirikan sekolah Agama PSII, Meski nama Kirdiat tidak tercantum di Ensiklopedia Indonesia, hal itu tidak berarti kadar patriotismenya tidak istimewa. Heroismenya yang dijalankan secara konsisten tanpa ragu ia "bungkus" dengan "baju" sekolah-sekolah agama yang ia dirikan. Sambil mengajarkan agama Islam, Kirdiat giat menanamkan Nasionalisme ke sanubari muridnya. Hal itu ditempuh sebagi taktikuntuk mengelabui pemerintah Hidia Belanda yang licik dan banyak tipu daya serta punya mata yang banyak di mana-mana.

"Ditimur matahari sudah terbit" adalah kata-kata setelah kekalahan armada Rusia yang dihancurkan Admiral Heihachiro Togo di teluk Tsutsima Jepang pada perang Rusia-Jepang 1904-1905, menggugah keyakinan Kirdiat bahwa sekali waktu Indonesia akan bangkit dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan belanda.

Jika sikap terjang perjuangan Kirdiat di ibaratkan Emas, sepak terjang Tjendana layak diibaratkan Berlian. Perempuan cantik berkulit kuning langsat itu yang tangguh karena kepemimpinannya yang memikat, dipercaya menjadi ketua Perempuan Jong Islamten Bond di Gorontalo.

Tjendana bahkan dikenal sebagai singa betina podium. Pidato-pidatinya yang sering membuat panas telinga Belanda dan hal itu pula yang membawanya ke penjara kolonial.

Mawar memang tidak bisa menyembunyikan keharumannya, sepak terjang Kirdiat yang tidak melemah karena istrinya di jebloskan ke penjara kolonial, lama-lama tercium NICA yang akan kembali berkuasa di Indonesia setelah kekalahan Jepang pada perang dunia II. NICA merupakan "Baju baru" pemerintah Hindia Belanda yang telah musnah menyusul penyerahan tanpa syarat kepada tentara Jepang pada 9 Maret 1942. "Baju baru" tersebut menampakan diri bersamaan dengan Perang Pasifik yang dimenangkan sekutu.

Kirdiat, tak ayal ditangkap sambil disiksa bahkan dipaksa makan benderah merah putih, penderitaan paman John ini harus berakhir tragis, Kirdiatt meninggal di penjara Makassar. John dan Ismat yang sedang belajar di Makassar mengurus jenazah pamannya hingga ke proses pemakaman.

**********************************************************************
Terus terang ana menulis tulisan ini harus menitikan air mata karena ana inget saat-saat ayah ana (Anas Kirdiat) sempat meminta dituliskan biografi tentang Sudan Kirdiat yang beliau tulis sendiri dengan tangannya dan ana hanya mengetikan tulisan tangan itu ke dalam format komputer. Aku Harap beliau bangga kalau sekelumit tulisannya bisa ana tampilkan di blog yang kecil ini. Dari dulu beliau juga tidak punya keinginan agar kakek bisa di angkat jadi Pahlawan Nasional. Beliau hanya ingin kisah ini bisa dibaca dan diambil hikmahnya kepada semua keturunannya. Pesan beliau yang tidak akan ku lupa adalah "Kita emang miskin tapi kita bukan dari keluarga pencuri"..."Kita boleh miskin... tapi kita tidak boleh meminta-minta"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini