Kamis, 12 Februari 2015

Life begins at 40


Life begins at 40? What?

Ini statement yang sering saya dengar sejak saya belajar bahasa inggris... terus terang sampe saat ini saya ngga ngerti tentang arti kata yang satu ini. Bagi saya pribadi kehidupan didunia ini dimulai sejak saya dilahirkan dari rahim ibu saya. Saya ga tau kapan pastinya saya lahir jikalau rang tua saya tidak memberitahukan atau menuliskannya di surat kenal lahir yang saya miliki hingga saat ini (ga punya akte kelahiran_ huehehehee)

Awalnya saya mengetahui statement ini dari kutipan yang cukup popular dari seorang non muslim wartawan Amerika Serikat, Helen Rowland. Yang biasa dikait-kaitkan dengan perubahan diri seseorang.

Statement “Life begins at 40” begitu menggoda saya tuk mengetahui lebih jelas. Dan mencari ke berbagai sumber dan saya langsung mendapati sumber yang sangat terpercaya. Sumber yang lebih dulu ada sebelum Helen Rowland di lahirkan. Sumber yang menjadi pembeda antara yang haq dan yang bathil. Pastinya udah tau apa yang saya maksud kan? Kalo jawabannya Al Quran, maka jawaban anda benar.

Ayo kita baca ayat di bawah ini:

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

 QS. Al Ahqaf : 15

Dan sekarang kita cermati terjemahannya serta tafsirnya.

Note:

Tulisan yang di bold: terjemahan dari Al Ahqaf Ayat 15
Tulisan yang di italic dan di underline: tafsir dari Al Ahqaf ayat 15


Tafsir Al Ahqaf Ayat 15



15. Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah[ Ini termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya dan syukur-Nya kepada mereka; Dia memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua mereka baik dengan berkata yang lembut dan halus, memberi nafkah dan perbuatan lainnya yang termasuk ihsan. Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sebab yang mengharuskan demikian, yaitu karena ibunya mengandungnya dengan merasakan penderitaan saat mengandung, lalu penderitaan saat melahirkan dan penderitaan saat menyusui dan mengasuhnya, dan waktunya tidak sebentar; tidak satu jam atau dua jam; bahkan dalam waktu yang cukup lama, yaitu 30 bulan; untuk hamilnya sembilan bulan dan sisanya untuk menyusui, ini menurut rata-rata.]. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan [Ulama berdalil dengan ayat ini, bahwa masa kehamilan paling sedikit adalah enam bulan, karena masa menyusui selama dua tahun, sehingga 30 bulan dikurang 24 bulan sama dengan 6 bulan], sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa [Yakni telah sempurna kekuatannya, akalnya, dan pandangannya, dimana paling sedikitnya adalah 30 atau 33 tahun] dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku [Baik nikmat agama maupun nikmat dunia. Mensyukurinya adalah dengan menggunakan nikmat-nikmat itu untuk menaati pemberi nikmat, mengakuinya dan merasa dirinya kurang bersyukur serta bersungguh-sungguh dalam memuji Allah Subhaanahu wa Ta'aala.] dan kepada kedua orang tuaku [Nikmat yang Allah berikan kepada orang tua kita merupakan nikmat bagi kita. Di antara sekian nikmat yang Allah limpahkan kepada orang tua kita yang paling besarnya adalah nikmat beragama Islam dan mengamalkannya sehingga kita dapat mengikutinya.] dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; [Setelah ia berdoa kepada Allah untuk kebaikan dirinya, maka dia berdoa kepada Allah untuk kebaikan anak cucunya, yaitu agar Allah memperbaiki keadaan mereka, dan bahwa kesalihan mereka manfaatnya kembali juga kepada kedua orang tua mereka.] dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau [Dari dosa dan maksiat serta kembali menaati-Mu], dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

MasyaaAllah.... ternyata di situ udah di bahas dengan gamblang tentang bagaimana kita bersikap mulai dari kita kecil, dewasa hingga lebih detailnya hingga dijelaskan “...dan umurnya mencapai empat puluh tahun, ia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau , dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

Saya begitu tersentuh dan merasa sangat malu dihadapan-Nya. Petunjuk yang sudah sejak lama Allah utus kepada seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang datang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). ternyata masih banyak yang masih terleawati, masih sangat jahil dan masih harus dan terus belajar...belajar...belajar. Belajar untuk memperlancar bacaannya... belajar untuk mengerti bacaannya...belajar tuk bisa mengamalkannya....belajar tuk bisa mengajari kepada anak-anak dan keturunan ku.


Satu hal lagi.... pastinya pada heran yaa. Kenapa ana posting ini saat saya belum genap usia 40 tahun? Pasti pada penasaran.... kan saya lahirnya kalo berdasarkan surat kenal lahir yang saya miliki tertulis “29 February 1976”...artinya kalo sekarang ini tanggal 29 February 2015 berarti umur sampeyan kan baru 39 tahun, iya toh? Bener... bener banget kalo pake penanggalan masehi, tapi saya kan muslim dan idola saya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Beliau kan usianya 63 tahun (dihitungnya pake kalender hijriyah bukan pake perhitungan masehi) begitu juga kewajiban tuk ngajarin anak sholat dsb harus menggunakan perhitungan hijriyah bukan masehi.

Lha terus....dari mana sampeyan tahu tanggal lahir di kalender hijriyah? Kan ga ada di tulis surat kenal lahir? Iya bener...tapi kan sekarang alhamdulillah di beri kemudahan untuk menghitung mundur tanggal masehi dan di convert ke tanggal hijriyah. Dan dari hasil perhitungan tersebut di temukan kalo tanggal 29 February 1976 bertepatan dengan tanggal 29 Safar 1396 H. Dan sekali lagi tuk mengetahui tanggal hijriyah, maka ulang tahun saya berubah dari 29 February pindah ke 29 Safar. Karena maaf saya ga merayakan ulang tahun, seingat saya dalam hidup saya, hanya sekali saya merayakannya dan itupun ketika saya masih belum ngerti (masih bocah).

Bener-bener sedih membaca ayat tersebut, karena tepat di usia 40 tahun. Saya harus kehilangan salah satu ladang pahala yang besar dan pintu masuk surga. Bahkan ada pintu di surga bagi orang-orang yang berbakti kepada orang tua.


Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه

“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi, ia berkata: “hadits ini shahih”).

Setiap kali menuliskan kisah tentang orang tua, air mata air ga sanggup di bendung.

Masih ingin rasanya membahagiakan mereka berdua....

Masih ingin rsanya duduk dipangkuannya...

Masih ingin rasanya curhat walau dengan cerita yang sama setiap harinya....

Masih ingin rasanya melihat senyum di balik bibir mereka....

Masih ingin rasanya mendengar suaranya.....


Tapi apa daya..

Itulah kehidupan, ada saatnya kita harus berpulang kepada Pemilik kita yang sesungguhnya. Berpulang membawa segala semua perbekalan yang kita siapkan tuk perjalannan selanjutnya. Berpulang dengan mengharap segala keridhoan Sang Khaliq agar bisa menempatkan kita di tempat terbaiknya.

Usia 40 tahun.... seharusnya telah sempurna kekuatannya, akalnya, dan pandangannya.

Usia 40 tahun....seharusnya harus lebih banyak mengingat pemutus kenikmatan.

Usia 40 tahun....seharusnya harus bisa menjadi contoh yang baik bagi keturunannya.

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

(Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku).

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.”

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي

Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ ». قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ « مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ »

“Wahai Rasulullah, manusia mana yang dikatakan baik?” Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun baik amalnya.” “Lalu manusia mana yang dikatakan jelek?”, tanya laki-laki tadi. Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun jelek amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 2330, beliau katakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani berkata bahwa hadits ini shahih lighoirihi). Yang dimaksud dengan “baik amalnya” adalah apabila amalan tersebut ikhlas dan ittiba’ (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).


“Semoga Allah menganugerahkan kita harta yang berkah, umur yang diberkahi dalam beramal sholeh dan senantiasa mendapatkan ampunan-Nya”


Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-ahqaf-ayat-15-25.html#sthash.sWOdTf3l.dpuf
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-ahqaf-ayat-15-25.html#sthash.sWOdTf3l.dpuf
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-ahqaf-ayat-15-25.html#sthash.sWOdTf3l.dpuf
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (١٥) - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-ahqaf-ayat-15-25.html#sthash.sWOdTf3l.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini