Sabtu, 07 Maret 2015

Anda mau dimadu?



Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,



Anda mau dimadu?

Bagaimana jika Allah yang memberi anda madu?

Seharusnya anda bahagia…meskipun bisa jadi anda merasa resah…

Madu dari Allah, bukan sembarang madu. Jelas ini madu yang berbeda.

Mari kita perhatikan hadis berikut,


Dari sahabat Amr bin al-Hamiq radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ؛ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا عَسَلُهُ؟ قَالَ: «يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ، ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ»

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah memberinya ’asal.

Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa maksud ‘asal dari-Nya?’

Beliau bersabda,

“Allah berikan taufiq untuk beramal soleh, kemudian Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah.”


(HR. Ahmad 17784, Ibn Hibban 342, al-Hakim 1258 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).


Makna ‘Asal

Kata ‘Asal secara bahasa artinya madu. Di surga ada sungai madu murni. Allah sebut dalam al-Quran dengan kalimat ‘asal mushaffa,

وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى

“Dan sungai-sungai dari madu murni.. ”

(QS. Muhammad: 15)

Lalu apa yang dimaksud ’Allah memberinya ’asal (madu)’?

Al-Munawi menjelaskan,

إذا أراد الله بعبد خيرا عسله ؛ أي طيب ثناءه بين الناس ( قيل ) أي قالوا يا رسول الله ( وما عسله ) أي ما معناه ( قال يفتح له عملا صالحا قبل موته ) أي قبيله ( ثم يقبضه عليه ) شبه ما رزقه الله من العمل الصالح بالعسل الذي هو الطعام الصالح الذي يحلو به كل شيء ويصلح كل ما خالطه

Dalam hadis, “apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, dia akan berikan ‘asal-Nya, maknanya adalah pujian yang baik di tengah masyarakat. Para sahabat bertanya, ‘Apa itu ‘asal dari Allah?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah berikan taufiq untuk melakukan amal soleh sebelum dia mati.’

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut amal soleh yang Allah berikan kepada seseorang dengan kata ‘asal yang artinya madu. Karena madu adalah makanan yang paling bagus, yang bisa membuat manis semua yang diberi madu dan menjadi lebih bagus jika ditambah madu.

(at-Taisir bi Syarh Jami’ Shaghir, 1/126).

Dalam riwayat lain dinyatakan,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ؛ يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ مَنْ حَوْلَهُ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi salah satu hamba-Nya, Dia akan mempekerjakannya”.

Lalu beliau menjelaskan,

’Allah berikan taufiq kepadanya untuk beramal saleh sebelum kematian, sehingga orang lain di sekitarnya menjadi senang dengannya.’

(HR. Ahmad 21949 dan dishahihkan al-Albani).

Berdasarkan riwayat inilah, al-Munawi menafsirkan kata ’asal dengan pujian yang baik dari masyarakat, sebagaimana layaknya madu yang manis.

Ketika menjelaskan hadis ini, Imam al-Albani menuliskan,

وأمارة هذا التعسيل ، بأن يرضى عنه من حوله لما ثبت في زيادةٍ مرفوعةٍ للنّبيّ – صلى اللّه عليه وسلم

“Diantara tanda Allah memberikan madu untuknya adalah, Allah jadikan orang yang berada di sekitarnya menjadi ridha kepadanya. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“. 

(as-Silsilah as-Shahihah, keterangan hadis no. 1114).


Karena hadis di atas, diberitakan bahwa Syaikh al-Albani sering mendoakan orang yang berbuat baik kepada beliau dengan kalimat doa,

عسّلك الله

”Semoga Allah memberimu madu”

Allahu a’lam

***********

Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

sumber : muslimah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini